Kamis, 10 November 2011

surat untuk jiwa

surat ini kutujukan untuk diri sendiri serta sahabat-sahabatku tercintaku, yang insyaallah tetap mencintai ALLAH dan rasulNYA di atas segalanya, karna hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.


surat ini kutujukan untuk diri ku dan sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNYA, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karenaNYA, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasannya. maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal ALLAH tidak pernah menanyakan hasil. Dian hanya akan melihat kesungguhan dalam berproses.

surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa-jiwa sahabatku tercintayang mulai lelah menapaki jalanNYA. ketika seringkali mengeluh, merasa di bebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang di rasakan oleh hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

surat ini kutujukan untuk ruh ku dan ruh sahabat-sahabatku tercinta yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah kejujuran di letakkan??
dan kini, terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutin belaka, saat jasmani dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan, coba lihat disana!! hatimu menangis dan meranakah??

surat ini kutujukan untukku dan sahabat-sahabat tercintaku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNYA selain ketaqwaan. padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.
surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu saja, saat tiada rasa takut padaNYA saat maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzalimi diri sendiri dan orang lain.
akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. maka terus kumpulkanlah cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keislaman yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNYA



ya Allah yang maha pembolak balikkan hati, tetapkan hati ini padaMU, pada taat kepadaMU, dan tetap di jalanMU.

wallahualam bisshawab

sumber : diari hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar